Unsur Intrinsik Novel Rumah Tanpa Jendela
01.47- · Tema : Mimpi sederhana seorang anak kecil.
- · Alur : Maju
1. Pengenalan / Eksposisi
Rara bocah berusia 8 tahun yang tinggal di perumahan kumuh. Rara hidup sederhana dengan kedua orang tuanya yang sangat sayang kepadanya. Dan ia juga memiliki teman sabaya yang selalu menemaninya yaitu Rafi, Akabar, Yati dll. Tetapi ia berbeda dengan yang lainnya karena ia memiliki mimpi yang berbeda tidak seperti kebanyakan anak kecil, ia hanya ingin memiliki mimpi sederhana yaitu ingin memiiki jendela di rumahnya. Tetapi Ayah nya tidak sanggup untuk membelikannya karena pendapatnya yang hanya pas-pas an dan menilai jendela itu tidak lah penting. Ia juga memiliki ibu yang selalu perhatian kepadanya dan mengajak Rara untuk memasuki mimpinya dengan jalan yang lain dan mengajak Rara untuk selalu berdoa dan bersyukur kepada Allah S.W.T.
2. Konflik
Tidak lama kemudian, Rara harus kehilangan Ibunya karena pendarahan ketika ingin melahirkan bayi kecil yang ada di perut Ibunya. Rara juga harus ditinggalkan oleh Bude Asih karena melakukan pekerjaan yang tidak halal. Padahal Bude Asih sering memberikan sedikit uang jajan tambahan untuk Rara, walaupun bapaknya sudah melarang Rara untuk menerima uang tersebut. Dan suatu hari saat Rara yang sedang bekerja sebagai ojek payung untuk menambah penghasilannya, ia terserempet oleh mobil. Dan pada saat itu Rara sedang memayungi seorang anak laki-laki yang bernama Aldo. Aldo adalah anak kecil yang memiliki cacat mental. Karena kejadian tersebut, keluarga Aldo bertanggung jawab atas kejadian itu semua. Rara dirawat di rumah sakit dan karena kejadian tersebut juga Rara dan teman-temannya sering di ajak bermain ke rumahnya. Karena Aldo adalah keluarga yang sangat berkecukupan. Rumah Aldo yang sangat besar da megah membuat tempat itu adalah tempat rekreasi bagi Rara dan teman-temannya. Aldo, Mas Adam (kakanya Aldo) dan neneknya sangat senang ketika anak-anak dari perumahan kumuh itu datang, karena mereka semua dapat menemani Aldo yang selalu sendiri dan tidak memiliki teman tersebut. Namun Mama Aldo yang pada saat itu sangat sibuk dengan pekerjaannya dan kurang memperhatikan Aldo merasa terganggu atas kehadiran mereka. Ia merasa anak-anak itu dapat memberikan dampak buruk bagi Aldo. Apalagi ketika acara ulang tahun Andini (kakaknya Aldo) dirayakan Andini merasa mereka semua menghancurkan pesta tersebut dan membuat Ratna (Mama Aldo) semakin marah. Di lain waktu dan tempat, Bu Aulia, guru yang mengajarkan Rara dan teman-temannya di sekolah perumahan kumuh bingung akan pasangan hidupnya. Karena kedua orang tuanya sangat mendesak Aulia untuk cepat menikah dengan orang pilihan kedua orangtuanya. Namun Aulia tidak menyukai orang tersebut, dan Aulia memiliki pilihan yang lain.
3. Klimaks
Dan pada saat pesta Andini diadakan, Rara dan teman-temannya hadir dalam pesta tersebut. Namun pada saat pesta diaadakan Rara dan teman-temannya harus mendengar kabar bahwa rumah mereka telah habis terbakar. Dan pada saat mereka kembali ke rumah mereka, tepat pada saat itu juga Rara harus kehilangan Ayahnya dan juga menerima kenyataan bahwa si Mbok belum sadar dan harus dirawat di rumah sakit. Pada waktu yang berdekatan Aldo ternyata kabur dari rumahnya, karena Aldo mendengar mamanya menyalahi teman-temannya telah mencuri cincin berlian dan menuduh Aldo lah yang mengakibatkan itu semua. Dan Andini yang memarahi Aldo ketika Aldo memasuki kamar Andini padahal pada saat itu Aldo berniat untuk meminta maaf atas kejadian semalam. Tidak hanya Aldo yang kabur melainkan Aldo juga mengajak Rara untuk pergi.
4. Antiklimaks
Akhirnya penghuni rumah itu sadar Aldo telah kabur dari rumah itu. Mama Aldo dan Andini merasa sangat bersalah akan kabur nya Aldo. Mereka pun bedoa agar cepat ditemukannya Aldo. Mas Adam lah yang berusaha mencari Aldo, tetapi karena Bu Aulia mengetahui hal tersebut Bu Aulia pun membantu Adam untuk mencarinya.
5. Penyelesaian / Resolusi
Dan Rara tidak ingin larut dalam kesedihannya itu. Ia lebih sering membaca Al-Qur’an agar hatinya bisa lebih tenang dan selalu melantunkan do’a demi kehidupannya dan juga orang-orang terdekat dalam hidupnya. Aldo dan Rara yang kabur akhirnya ditemukan oleh Mas Adam dan juga Bu Aulia. Keduanya semakin dekat karena kejadian tersebut dan Bu Auia lebih memilih Adam untuk mendamping hidupnya. Ratna dan Andini akhirnya dapat terbuka hatinya, mereka merasa sangat kehilangan ketika Aldo pergi. Setelah kejadian itu Ratna pun lebih banyak melakukan pekerjaan di rumahnya saja agar dapat mengontrol Aldo dengan baik. Perumahan kumuh yang habis terbakar juga telah di bangun kembali. Bude Asih juga kembli dengan dandanan yang tidak menor lagi, ia telah meniggalkan pekerjaan lamanya. Dan akhirnya Rara dapat mewujudkan mimpinya, yaitu “memiliki jendela”. Rara akhirnya tinggal bertiga bersama si Mbok dan juge Bude Asih.
- · Tokoh dan Penokohan
Rara
a) Berpendirian teguh “Rara pengen punya jendela!” (Hlm.14)
b) Penurut Rara mengangguk. Tidak berani melawan perintah bapak (Hlm.38)
c) Rajin menabung Malamnya sebelum tidur, Rara mulai menghitung biaya yang menurutnya diperlukan untuk membeli jendela (Hlm.40)
Ibu
a) Taat beribadah Selalu mengingatkan Rara untuk sholat dan berdoa “Berdoa,Ra…mengaji.Minta sama Allah.”(Hlm.2)
b) Cerdas Ah, Ibunya memang cerdas (Hlm.8)
c) Penyayang Yang Ia tahu, Bapak dan Ibu meski terlihat selalu mengerjakan sesuatu, cukup sayang kepadanya. (Hlm 10)
Bapak
a) Perhatian Bapak memandangnya sayang (Hlm.7)
b) Tidak mempercayai hal ghaib : "Hantu itu nggak ada Ra!” Komentar Bapak. (Hlm.7)
c) Penyayang : Yang ia tahu, Bapak dan Ibu meski terlihat selalu mengerjakan sesuatu, cukup sayang kepadanya. (Hlm.10)
d) Pekerja keras : Setiap hari pagi-pagi sekali Bapak sudah mendorong grobaknya untuk pergi memulung. (Hlm.12)
Rafi (teman Rara)
a) Gagap Rafi memang gagap dan teman-temannya…… (Hlm.11)
Akbar (teman Rara)
a) Jail : Celetukan Akbar menimbukan tawa anak-anak. (Hlm.28)
Aldo
a)Baik Aldo benar-benar baik mau mengundang mereka semua (Hlm. 81)
Nenek Aldo
a) Perhatian "Ra.. kita pulang yuk" Lembut suara nenek membujuk (Hlm.114)
- Latar
A. Waktu
-Pagi Hari Setap hari pagi-pagi sekali Bapak.. (Hlm.12)
-Siang Hari "Sudah shalat Zuhur?" (Hlm. 15)
-Sore Hari Esok sore kaki-kakinya berlari riang...(Hlm. 34)
-Malam Hari Malam itu Rara berdoa agar awan-awan mendung menumpahkan hujan sederas-derasnya. (Hlm. 33)
B. Tempat
-Rumah Sakit Rara memandang berkas sinar matahari yang masuk melaluli jendela ruangan rawat inap ini, (Hlm. 50) , Rara sudah mulai terbiasa dengan suasana rumah sakit.(Hlm. 64)
-Rumah Aldo Aldo dan rumahnya yang besar. Jendela-jendela yang membuat Rara ternganga (Hlm. 52)
-Rumah Rara perkampungan Menteng Pulo (Hlm. 70)
- Tumpukan sampah : Di lahan sampah itu Rara, Rafi, Akbar dan lain lain berkejar-kejaran tak ingat waktu. (Hlm. 17)
-Kamar mandi umum : Kamar mandi umum tidak jauh dari rumahnya. (Hlm. 16)
- Kuburan : Kuburan-kuburan besar itu begitu menyatu dengan mereka. (Hlm. 17)
-Rumah makan padang : …..suka mengintip dari balik kaca salah satu rumah makan padang (Hlm. 27)
-Mal ( Pesta Andini) Setengah jam kemudian mobil mewah Aldo berhenti di sebuah mal besar. (Hlm. 82)
-Trotoar Di satu ruas jalan di pinggiran Jakarta (Hlm. 155)
C. Suasana
-Haru Bisikan itu menimbulkan keharuan bagi siapa saja yang mendengar. (Hlm. 110)
-kesal dan marah Rara kesal dan marah rasanya. (Hlm. 110)
- Sudut Pandang
Orang ketiga serba tahu. Karena pengarang menyebut tokohnya dengan nama si tokoh, tidak menggunakan kata ganti aku, dia dll. Contoh saja pada halaman pertama novel ini “Sepasang mata milik seorang gadis kecil tampak khusyuk mengamati sekeliling ruangan putih bersih itu.” Dalam kutipan ini penulis mensceritakan seorang tokoh dengan sebutan "seorang gadis kecil" dan penulis juga menggambarkan tokoh itu sedetail mungkin dan bukan menceritakan tentang dirinya atau pun temannya.Oleh karena itulah novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu.
- Gaya Bahasa
-Personifikasi : Kekhawatirannya perlahan menguap (Hlm. 66)
-Hiperbola : Belum pernah Rara merasa hatinya terlepas. (Hlm. 96)
-Hiperbola : Peristiwa yang menggoreskan kesedihan abadi (Hlm. 102)
- · Amanat
Jadi novel ini mengajarkan kita bagaimana cara bersahabat, bagaimana cara menemukan cinta dan juga bagaimana cara kita berprilaku baik terhadap orang yang ada di sekitar kita. Novel ini juga mengajarkan kita bagaimana cara kita menghadapi mimpi-mimpi kita yang sangat ingin kita capai dan dikabulkan, padahal setiap hari kita telah berusaha dan berdoa. Jadi kita harus sabar dan terus berusaha demi mencapai mimpi-mimpi kita, dan jangan lah bosan-bosannya untuk berdoa. Apabila doa kita tidak langsung dikabulkan, mungkin karena masih ada doa yang lebih penting dari doa kita dan mungkin saja tuhan memiliki jalan terbaik untuk kita. Jadi intinya novel ini mengajarkan kita untuk terus bersyukur dan berusaha.
8 komentar
Terimakasih kakak, Sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas..
BalasHapusThanks forever after...
BalasHapusNgebantu bngt...
Thanks bro
BalasHapusTerima kasih Ka.
BalasHapusThank
BalasHapusterima kasih
BalasHapusSitus Judi Casino Online | Joker123 Slot - JT Hub
BalasHapusJoker123 slot 삼척 출장샵 online joker123 slot. Play for real. Try for 제주 출장안마 free or for 목포 출장샵 real money on 의정부 출장샵 Joker123 casino. 천안 출장안마
KING CASINO, LLC GIVES A $100 FREE BET
BalasHapusKING https://octcasino.com/ CASINO, LLC GIVES A $100 FREE herzamanindir.com/ BET to try. Visit us titanium metal trim today and receive a 토토 사이트 추천 $100 FREE BET! Sign up at our 바카라 사이트 new site!