Resensi Novel Rumah Tanpa Jendela
01.54Sebuah Mimpi Tetaplah Mimpi
Judul Buku : Rumah Tanpa Jendela
Pengarang : Asma Nadia
Editor : Mulyawan Karim
Penerbit : Kompas
Terbit : Januari, 2011
Halaman : xii +188 hlm
Ukuran : 14 * 21 cm
Harga : Rp. 50.000,-
Genre : Keluarga dan Persahabatan
“Bagaimana seseorang bisa melanjutkan hidup tanpa kehilangan rasa syukur, ketika satu persatu kebahagiaan dan impian direnggut darinya?”
Semua orang pasti memiliki mimpi dan sebuah mimpi tetaplah mimpi. Rara bocah perempuan penghuni rumah tak berjendela di sebuah perkampungan kumuh di pinggiran jalanan Jakarta. Ia mempunyai mimpi sederhana, mimpi memiliki jendela untuk rumah tripleksnya. Ya jendela yang selalu dapat menyapanya ketiga pagi hari, menatap keindahan rembulan setiap malamnya dan juga melihat ramainya rintik hujan.
Namun mimpi ini tidaklah mudah bagi Rara untuk mendapatkannya. Ayahnya yang hanya bekerja sebagai pemulung tidaklah sanggup untuk membelikannya. Untuk membeli makan saja susah apalagi membeli sebuah jendela yang menurut ayahnya dan masyarakat di sana tidaklah penting. Bagi mereka memiliki tempat tinggal saja sudahlah cukup. Walaupun begitu Rara tidak pernah mengurungkan mimpinya tersebut, bagaimanapun mimpinya itu haruslah tercapai.
Namun mimpi ini tidaklah mudah bagi Rara untuk mendapatkannya. Ayahnya yang hanya bekerja sebagai pemulung tidaklah sanggup untuk membelikannya. Untuk membeli makan saja susah apalagi membeli sebuah jendela yang menurut ayahnya dan masyarakat di sana tidaklah penting. Bagi mereka memiliki tempat tinggal saja sudahlah cukup. Walaupun begitu Rara tidak pernah mengurungkan mimpinya tersebut, bagaimanapun mimpinya itu haruslah tercapai.
Mungkin Rara adalah salah satu anak yang paling beruntung di antara teman-temannya. Karena ia memiliki orang tua yang sangat sayang kepadanya. Walaupun keluarga mereka dalam kondisi yang sangat kurang, mereka dapat mendidik Rara dengan sangat baik. Lain halnya dengan teman-teman Rara yang lain, mereka memiliki orang tua yang tidak terlalu perhatian kepada anak mereka dan bahkan ada pula orang tua mereka yang merupakan mantan pecandu narkotika.
Oleh karena itu, Rara yang baru berusia delapan tahun ini dapat menjalani hidup yang penuh tantangan itu. Dimulai dari menerima kenyataan bahwa orang yang paling ia sayangi haruslah pergi meninggalkannya, orang yang selalu mengajari bagaimana itu hidup, bagaimana cara menerima kenyataan dan bagaimana cara menghadapi mimpi-mimpi kita. Orang itu adalah ibunya. Menurut ibunya mimpi-mimpi itu dapat dicapai dengan cara berdoa. Mungkin tidak langsung, karena kemungkinan masih ada doa-doa yang mungkin lebih penting dari apa yang kita inginkan pada saat itu.
Kata-kata itulah yang selalu ditanamkan dalam hati Rara. Tidak hanya itu Rara juga harus bertemu dengan salah satu anak orang kaya tetapi memiliki pola pikir yang berbeda atau bisa disebut cacat mental. Akhirnya mereka bersahabat tetapi Ibu dari anak itu tidak menyukai kedatangan Rara dan teman-temannya itu. Dan setelah itu Rara juga harus menerima kenyataan bahwa rumah dan salah satu keluarganya yaitu ayahnya juga harus meninggalkannya. Ini dikarenakan rumah yang ditinggalinya hangus terbakar dan ayahnya terjebak dalam kejadian tersebut. Dan di sana hanya menyisakan satu barang yang sangat di perjuangkan oleh ayahnya pada saat kejadian itu. Barang itu adalah jendela yang tidak memiliki kaca yang baru dibelikan oleh ayahnya. Walaupun jendela itu adalah jendela yang bukan diharapkan oleh Rara, namun hanya barang itulah yang tersisa saat itu. Dan ketika melihat kejadian itu Rara hanya terdiam dan tidak sanggup mengatakan apapun. Bagaimana Rara dapat menjalani hidupnya setelah kejadian itu ? Dan bagaimana Rara dapat hidup tanpa kedua orang tuanya itu? Apakah Rara akan selalu bersedih? Atau apakah Rara dapat mencapai mimpi yang sangat ia inginkan itu?
Di dalam novel ini tidak hanya Rara yang sedang berburu mimpi. Terdapat dua pemuda jatuh cinta dan memimpikan sosok yang sama. Namun terdapat hal-hal yang harus dilewati agar mimpi mereka dapat terwujud. Dan juga mimpi seorang bocah laki-laki yang berjuang untuk bebas dari kotak pikirannya sendiri. Ia merindukan kehangatan keluarga, juga uluran persahabatan yang tulus. Tak semua mimpi bertakdir menjadi kenyataan.
Novel yang diangkat dari sebuah cerpen yang bejudul “Jendela Rara” ini dapat membawa si pembaca hanyut ke novel tersebut. Kata-kata sederhana yang digunakan dalam novel ini mampu membawa si pembaca untuk tidak bosan-bosannya membaca cerita ini sampai akhir. Novel yang disajikan juga tidak kalah seru dari novel-novel karya Asma Nadia yang lainnya. Sehingga novel ini telah diangkat ke layar lebar.
Namun cerita yang disajikan dalam novel ini sedikit kurang beraturan, sehingga membingungkan para pembacanya. Tapi itu semua tidak mempengaruhi kalian untuk tidak membacanya. Karena novel ini juga memiliki pesan moral yang sangat banyak. Novel ini banyak membahas tentang kehidupan seperti keluarga, persahabatan, cinta dan juga terdapat sedikit unsur komedinya. Jadi novel ini dapat dibaca oleh kalangan manapun, mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa.
Jadi jangan lupa untuk membacanya yaa..
1 komentar
wah bagus banget resensinyaaa, saya jadi tertarik untuk membaca novelnya hehe
BalasHapus