PELATIHAN JURUSAN

20.19

Gambar di atas merupakan salah satu KPP 



A.K.U
Kata A.K.U sering sekali kita dengar dalam kehidupan sehari hari, dimana memiliki maksud menyatakan diri. Namun pada kasus kali in A.K.U merupakan sebuah singkatan dari Ambisi, Kenyataan dan Usaha. Ketiga hal ini merupakan aspek penting yang saling berhubungan dan wajib dimiliki oleh setiap orang jika ingin hidupnya lebih berharga. Menurut KBBI sendiri ambisi merupakan suatu hasrat untuk memperoleh keinginan yang ingin dicapai, kenyataan merupakan hal yang benar-benar ada atau terbukti sedangkan usaha merupakan kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai ambisi yang ada untuk dapat menjadi kenyataan.
Dari pengertian yang telah dijelaskan di atas, dapat diketahui bahwa ketiga hal tersebut merupakan suatu pernyataan yangs angat erat hubungannya. Contoh nya saja jika di gambarkan melalui sebuah kasus. Terdapat seseorang yang sangat sekali ingin menjadi seorang ahli aktuaris, tentu hal ini merupakan salah satu contoh ambisi yang sangat kuat. Dengan adanya ambisi, seseorang tentu haruslah mengetahui kenyataan yang ada. Untuk mengetahuinya dapat di tinjau menggunakan istilah SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Thruth). Strength sendiri adalah suatu kelebihan yang dimiliki, dengan ambisi yang ada tadi kelebihan apa yang ia miliki agar ambisi yang ada dapat terwujud, contohnya dari strength itu yaitu jago dalam hal pemograman ataupun penghitungan. Lalu lanjut dengan weakness, disini kita harus sadar kelemahan apa yang ada pada diri kita. Dimana untuk mencapai ambisi tentu kita tidak boleh hanya mengetahui kelebihan kita saja, kelemahan yang disadari berguna agar kita dapat meminimalisir kelemahan yang ada, contohnya yaitu ia sangat moody-an. Dan tentu setelah kita tau hal itu kita akan berusaha agar dalam keadaan apapun mood pada diri kita harus di jaga, agar kegiatan yang ada dapat dilakukan semaximal mungkin. Dan yang ketiga yaitu Opportunity, dari sini kita harus mengetahui seberapa besar kesempatan yang ada agar ambisi terpenuhi. Contohnya dalam kasus ini tentu saat-saat ini aktuaris di Indonesia sangat sedikit serta sangat di butuhkan, hal ini tentu merupakan salah satu kesempatan besar agar ambisi dapat terpenuhi. Yang terakhir yaitu Thruth, dimana pada perihal kali ini kita harus mengetahui kenyataan yang ada atau dapat mengarah kepada ancaman apa yang ada yang dapat menjadikan ambisi tidak terpenuhi. Contohnya yaitu, saat ini banyak sekali orang lain yang menginginkan posisi tersebut atau dapat dikatakan saingan untuk menjadi seorang aktuaris sangat lah besar. Lalu ketika ke-empat aspek pada kenyataan telah diketahui tentu tidak sewajarnya kita hanya duduk manis dan menunggu agar ambisi tersebut terpenuhi, tentu kita harus melakukan usaha yang besar agar ambisi yang ada dapat terwujud. Dari usaha sendiri tentu tidak semudah kata yang terucap, kita harus memilki tekad yang kuat serta meninggalkan segala hal yang menjadikan ambisi tidak terwujud. Jenis dari usaha itu sendiri dapat dibagi dua, yaitu usaha proaktif dan reaktif. Usaha proaktif itu sendiri merupakan usaha tanpa ada dorongan dari luar, dan sebaliknya jika usaha reaktif merupakan sutu usaha yang harus disertai dorongan dari luar. Dari kedua jenis ini tentu kita sebagai manusia memang mebutuhkan dukungan dari luar agar usaha yang ada dapat terwujud, namun apasalahnya jika dalam keadaan apapun usaha yang kuat haruslah ada.
Jadi jika kita memiliki suatu keinginan yang sangat besar, maka gunakanlah konsep A.K.U itu sendiri, dengan ini kita sebagai pribadi yang tidaklah sempurna dapat lebih terarah untuk mencapai suatu keinginan tersebut.



RISING UP!
Sejak tahun 1965, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) berdiri. Namun sejak tahun itu FMIPA hanya memiliki 2 jurusan yang terdiri dari Fisika dan Matematika, lalu berkembang hingga memiliki 5 jurusan yang telah ada saat ini diantaranya yaitu jurusan Fisika, Matematika, Statistika, Kimia dan Biologi. Sehingga dapat dikatakan semakin lama fakultas ini semakin berkembang, namun hal tersebut tidak diketahui oleh khalyak umum. Tidak hanya itu, seperti yang kita tahu nama jurusan yang terdapat pada fakultas ini sudah tidak asing lagi dikarenakan nama yang digunakan merupakan nama mata pelajaran pada saat kita duduk di bangku sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran yang dipelajari pada fakultas ini pun merupakan ilmu dasar bagi segala cabang ilmu yang ada.
Namun seringkali orang memandang sebelah mata terhadap fakultas ini, “FMIPA mah belajar nya rumus terus, ga seru!”, “FMIPA anaknya kaku-kaku, emang bisa di ajak main?!”. Beberapa kutipan tersebut merupakan beberapa contoh pandangan orang lain ataupun orang yang berada di dalam FMIPA itu sendiri. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Hal tersebut dapat terjadi tentu dikarenakan orang tersebut tidak mencari tahu lebih dalam mengenai FMIPA itu sendiri dan hanya mencari sisi negatifnya saja. Tidak hanya orang lain yang memandangnya seperti itu, orang dalam fakultas pun terkadang masih memandang sebelah mata. Terjadinya kejadian ini dikarenakan banyaknya mahasiswa yang masih bingung akan melanjutkan kemana jika lulus dari FMIPA kelak, atau merasa minder dengan fakultas yang lainnya. Padahal dalam kenyatannya, di luar negri fakultas ini merupakan fakultas yang sangat disegani dikarenakan sarjana dari fakultas ini akan menjadi seorang peneliti dan sangat berpeluang untuk menjadi pemimpin dimasa yang akan datang.
Oleh karena itu, tentu sebagai mahasiwa FMIPA khususnya mahasiwa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) harus dapat membuktikan bahwa FMIPA itu bukan lah fakultas yang dapat di pandang sebelah mata. Masyarakat FMIPA tanpa terkecuali dapat menjadi pribadi yang sangat bermanfaat bagi banyak orang. Sehingga di bentuklah suatu bnetuk penyemangat yang di gambarkan melalui kalimat “Rising Up”, dimana dengan kalimat ini banyak hal yang harus dapat ditingkatkan. Hal utama yang harus dapat ditingkatkan yaitu meningkatkan empati, yang dimana dengan empati dapat menempatkan diri sebagai orang lain. Dalam kenyataanya saat ini empati yang terdapat pada seseorang sangatlah rendah, itu lah sebabnya mengapa negara Indonesia ini sulit sekali untuk menjadi negara yang lebih maju. Tidak hanya itu, hal yang perlu ditingkatkan pun keberanian dalam segala hal, kecuali dalam hal keburukan dengan berani seseorang dapat menunjukkan identitas dirinya dan juga jurusan maupun fakultas yang ia jalani. Dan di tambah dengan berani membuktikan bahwa dengan fakultas ia jalani dapat lebih baik dari fakultas lain yang ada.
Dengan itu FMIPA melakukan gerakan yang di sebut dengan Rising Up, hal ini merupakan salah satu bentuk pembuktian bahwa FMIPA lah awal dari segalanya dan FMIPA tidak dapat dipandang sebelah mata karena FMIPA pula lah peran penting bagi negara Indonesia itu sendiri. Tidak hanya itu fakultas yang terdiri dari 5 jurusan ini merupakan fakultas yang dapat dikatakan lebih maju dari yang lainnya.



SIAPA KAH AKU?
“Siapa saya?”, pertanyaan dengan dua suku kata ini mungkin terlihat simpel dan tidak rumit. Namun untuk menjawab nya bisa di bilang tidak se simpel pertanyaan yang ada. Karena jika kita meresapi pertanyaan tersebut, pertanyaan ini tidak hanya menanyakan nama dan identitas seseorang warga. Melainkan, dengan pertanyaan ini kita perlu mengetahui lebih dalam lagi siapa diri kita sebenarnya. Mengenal siapa diri kita sendiri.
Untuk memulai menjawab pertanyaan yang terlihat sederhana itu, saya mencoba untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya adalah anak perempuan dari seorang ayah yang tangguh dan ibu yang sangat bijaksana. Yang dimana, saya merupakan kakak tertua dan memiliki dua adik, satu laki laki dan satu perempuan. Dan darimana saya berasal? Jujur untuk pertanyaan ini saya bingung untuk menjawab nya dengan tepat dan jelas. Karena saya lahir di Padang, orang tua saya asli Sumenep,Madura, dan terakhir kali yang sekolah yaitu di Tangerang Selatan, Banten tepatnya di SMA Insan Cendekia Madani dan saya sekarang tinggal di Surabaya. Dikarenakan saya saat ini tinggal di Surabaya dan menuntut ilmu di suatu institut tekenal di Indonesia yaitu Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang betempatkan di Surabaya, untuk itu jika ada seseorang yg mananyakan saya saat ini, saya akan menjawab “ya saya dari Surabaya”. Sebenarnya tidak ribet, hanya saja jika saya menjawab seperti itu, saya merasa jawaban itu kurang tepat. Namun jawab an itulah yang menurut saya sederhana
Untuk saat ini saya berstatus sebagai mahasiswa baru Statistika, suatu kebanggan tersendiri dapat diterima sebagai mahasiswa baru di tahun 2015 ini. Dan saya merasa saya adalah seseorang yang suka akan kondisi yang baru, dimana dalam kondisi yang baru tersebut kita dapat selalu belajar untuk menghadapinya dengan sangat baik. Contoh nya saja jika saya mulai besekolah di berbagai daerah tersebut. Dari sana kita dapat melihat berbagai karakter seseorang dari berbagai budaya dan belajar untuk menghadapinya. Dan dari sana juga saya bercita-cita untuk dapat mengajar anak di penjuru Indonesia ini. Dimana kita akan mengetahui lebih banyak lagi karakter dalam satu negri ini dan lebih mengenal satu sama lain. Karena saya juga merasaa, hingga saat ini saya belum pernah memberikan yg terbaik bagi negri ini dan juga sekitar nya. Saya merasa jika saya dapat memberikan sesuatu yang baik bagi seseorang dan itu sangat berguna baginya, itu merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi saya. Saya ingin melakukan ini karena saya tidak suka hal yang monoton dan tidak berubah sama sekali. Saya sangat ingin selalu lebih maju dari yang lain dan tidak ingin cepat menyerah. Saya sangat membenci hal yang membosankan, karena dengan rasa bosan kita akan malas untuk melakukan suatu hal. Dan akan berujung untuk tidak melakukan apa-apa. Dan apa hubungann nya dengan statistika? Mungkin saya tidak terlalu tahu secara mendalam tentang statistika ini sendiri, dikarenakan saya baru saja lulus dari SMA. Namun dari belajar statistika ini saya berharap saya dapat mengetahui grafik perkembangan di Indonesia dan perkiraan apa yang akan terjadi pada beberapa tahun yang kan datang. Dari situ saya akan berusaha untuk memajukan negri ini. Dan saya sangat suka untuk di kritik, agar dapat menjadi yang lebih baik. Saya adalah aku, bukan kamu.
Akan lebih banyak lagi yang dapat di paparkan untuk menjawab pertanyaan ini. Namun yang terpenting adalah, tidak penting anggapan orang apa terhadap kita,yang terpenting adalah jadilah diri sendiri. Sekarang , siapakah kamu?




        






You Might Also Like

0 komentar

SUBSCRIBE

Like us on Facebook