Gambar di atas merupakan salah satu KPP
A.K.U
Kata
A.K.U sering sekali kita dengar dalam kehidupan sehari hari, dimana memiliki
maksud menyatakan diri. Namun pada kasus kali in A.K.U merupakan sebuah
singkatan dari Ambisi, Kenyataan dan Usaha. Ketiga hal ini merupakan aspek penting yang saling berhubungan
dan wajib dimiliki oleh setiap orang jika ingin hidupnya lebih berharga.
Menurut KBBI sendiri ambisi merupakan suatu hasrat untuk memperoleh keinginan
yang ingin dicapai, kenyataan merupakan hal yang benar-benar ada atau terbukti
sedangkan usaha merupakan kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau
badan untuk mencapai ambisi yang ada untuk dapat menjadi kenyataan.
Dari
pengertian yang telah dijelaskan di atas, dapat diketahui bahwa ketiga hal
tersebut merupakan suatu pernyataan yangs angat erat hubungannya. Contoh nya
saja jika di gambarkan melalui sebuah kasus. Terdapat seseorang yang sangat
sekali ingin menjadi seorang ahli aktuaris, tentu hal ini merupakan salah satu
contoh ambisi yang sangat kuat. Dengan adanya ambisi, seseorang tentu haruslah
mengetahui kenyataan yang ada. Untuk mengetahuinya dapat di tinjau menggunakan
istilah SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity and Thruth). Strength
sendiri adalah suatu kelebihan yang dimiliki, dengan ambisi yang ada tadi
kelebihan apa yang ia miliki agar ambisi yang ada dapat terwujud, contohnya
dari strength itu yaitu jago dalam
hal pemograman ataupun penghitungan. Lalu lanjut dengan weakness, disini kita harus sadar kelemahan apa yang ada pada diri
kita. Dimana untuk mencapai ambisi tentu kita tidak boleh hanya mengetahui
kelebihan kita saja, kelemahan yang disadari berguna agar kita dapat
meminimalisir kelemahan yang ada, contohnya yaitu ia sangat moody-an. Dan tentu
setelah kita tau hal itu kita akan berusaha agar dalam keadaan apapun mood pada
diri kita harus di jaga, agar kegiatan yang ada dapat dilakukan semaximal
mungkin. Dan yang ketiga yaitu Opportunity,
dari sini kita harus mengetahui seberapa besar kesempatan yang ada agar ambisi
terpenuhi. Contohnya dalam kasus ini tentu saat-saat ini aktuaris di Indonesia
sangat sedikit serta sangat di butuhkan, hal ini tentu merupakan salah satu
kesempatan besar agar ambisi dapat terpenuhi. Yang terakhir yaitu Thruth, dimana pada perihal kali ini
kita harus mengetahui kenyataan yang ada atau dapat mengarah kepada ancaman apa
yang ada yang dapat menjadikan ambisi tidak terpenuhi. Contohnya yaitu, saat
ini banyak sekali orang lain yang menginginkan posisi tersebut atau dapat
dikatakan saingan untuk menjadi seorang aktuaris sangat lah besar. Lalu ketika
ke-empat aspek pada kenyataan telah diketahui tentu tidak sewajarnya kita hanya
duduk manis dan menunggu agar ambisi tersebut terpenuhi, tentu kita harus
melakukan usaha yang besar agar ambisi yang ada dapat terwujud. Dari usaha
sendiri tentu tidak semudah kata yang terucap, kita harus memilki tekad yang
kuat serta meninggalkan segala hal yang menjadikan ambisi tidak terwujud. Jenis
dari usaha itu sendiri dapat dibagi dua, yaitu usaha proaktif dan reaktif.
Usaha proaktif itu sendiri merupakan usaha tanpa ada dorongan dari luar, dan
sebaliknya jika usaha reaktif merupakan sutu usaha yang harus disertai dorongan
dari luar. Dari kedua jenis ini tentu kita sebagai manusia memang mebutuhkan
dukungan dari luar agar usaha yang ada dapat terwujud, namun apasalahnya jika
dalam keadaan apapun usaha yang kuat haruslah ada.
Jadi
jika kita memiliki suatu keinginan yang sangat besar, maka gunakanlah konsep
A.K.U itu sendiri, dengan ini kita sebagai pribadi yang tidaklah sempurna dapat
lebih terarah untuk mencapai suatu keinginan tersebut.
RISING
UP!
Sejak
tahun 1965, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) berdiri.
Namun sejak tahun itu FMIPA hanya memiliki 2 jurusan yang terdiri dari Fisika
dan Matematika, lalu berkembang hingga memiliki 5 jurusan yang telah ada saat
ini diantaranya yaitu jurusan Fisika, Matematika, Statistika, Kimia dan
Biologi. Sehingga dapat dikatakan semakin lama fakultas ini semakin berkembang,
namun hal tersebut tidak diketahui oleh khalyak umum. Tidak hanya itu, seperti
yang kita tahu nama jurusan yang terdapat pada fakultas ini sudah tidak asing
lagi dikarenakan nama yang digunakan merupakan nama mata pelajaran pada saat
kita duduk di bangku sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran yang
dipelajari pada fakultas ini pun merupakan ilmu dasar bagi segala cabang ilmu
yang ada.
Namun
seringkali orang memandang sebelah mata terhadap fakultas ini, “FMIPA mah
belajar nya rumus terus, ga seru!”, “FMIPA anaknya kaku-kaku, emang bisa di
ajak main?!”. Beberapa kutipan tersebut merupakan beberapa contoh pandangan
orang lain ataupun orang yang berada di dalam FMIPA itu sendiri. Mengapa hal
tersebut dapat terjadi? Hal tersebut dapat terjadi tentu dikarenakan orang
tersebut tidak mencari tahu lebih dalam mengenai FMIPA itu sendiri dan hanya
mencari sisi negatifnya saja. Tidak hanya orang lain yang memandangnya seperti
itu, orang dalam fakultas pun terkadang masih memandang sebelah mata.
Terjadinya kejadian ini dikarenakan banyaknya mahasiswa yang masih bingung akan
melanjutkan kemana jika lulus dari FMIPA kelak, atau merasa minder dengan
fakultas yang lainnya. Padahal dalam kenyatannya, di luar negri fakultas ini
merupakan fakultas yang sangat disegani dikarenakan sarjana dari fakultas ini
akan menjadi seorang peneliti dan sangat berpeluang untuk menjadi pemimpin dimasa
yang akan datang.
Oleh
karena itu, tentu sebagai mahasiwa FMIPA khususnya mahasiwa Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) harus dapat membuktikan bahwa FMIPA itu bukan lah
fakultas yang dapat di pandang sebelah mata. Masyarakat FMIPA tanpa terkecuali
dapat menjadi pribadi yang sangat bermanfaat bagi banyak orang. Sehingga di
bentuklah suatu bnetuk penyemangat yang di gambarkan melalui kalimat “Rising Up”, dimana dengan kalimat ini
banyak hal yang harus dapat ditingkatkan. Hal utama yang harus dapat
ditingkatkan yaitu meningkatkan empati, yang dimana dengan empati dapat
menempatkan diri sebagai orang lain. Dalam kenyataanya saat ini empati yang
terdapat pada seseorang sangatlah rendah, itu lah sebabnya mengapa negara
Indonesia ini sulit sekali untuk menjadi negara yang lebih maju. Tidak hanya
itu, hal yang perlu ditingkatkan pun keberanian dalam segala hal, kecuali dalam
hal keburukan dengan berani seseorang dapat menunjukkan identitas dirinya dan
juga jurusan maupun fakultas yang ia jalani. Dan di tambah dengan berani
membuktikan bahwa dengan fakultas ia jalani dapat lebih baik dari fakultas lain
yang ada.
Dengan itu FMIPA melakukan gerakan yang di sebut
dengan Rising Up, hal ini merupakan
salah satu bentuk pembuktian bahwa FMIPA lah awal dari segalanya dan FMIPA
tidak dapat dipandang sebelah mata karena FMIPA pula lah peran penting bagi
negara Indonesia itu sendiri. Tidak hanya itu fakultas yang terdiri dari 5
jurusan ini merupakan fakultas yang dapat dikatakan lebih maju dari yang
lainnya.
SIAPA
KAH AKU?
“Siapa
saya?”, pertanyaan dengan dua suku kata ini mungkin terlihat simpel dan tidak
rumit. Namun untuk menjawab nya bisa di bilang tidak se simpel pertanyaan yang
ada. Karena jika kita meresapi pertanyaan tersebut, pertanyaan ini tidak hanya
menanyakan nama dan identitas seseorang warga. Melainkan, dengan pertanyaan ini
kita perlu mengetahui lebih dalam lagi siapa diri kita sebenarnya. Mengenal
siapa diri kita sendiri.
Untuk
memulai menjawab pertanyaan yang terlihat sederhana itu, saya mencoba untuk
memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya adalah anak perempuan dari seorang
ayah yang tangguh dan ibu yang sangat bijaksana. Yang dimana, saya merupakan
kakak tertua dan memiliki dua adik, satu laki laki dan satu perempuan. Dan
darimana saya berasal? Jujur untuk pertanyaan ini saya bingung untuk menjawab
nya dengan tepat dan jelas. Karena saya lahir di Padang, orang tua saya asli
Sumenep,Madura, dan terakhir kali yang sekolah yaitu di Tangerang Selatan,
Banten tepatnya di SMA Insan Cendekia Madani dan saya sekarang tinggal di
Surabaya. Dikarenakan saya saat ini tinggal di Surabaya dan menuntut ilmu di
suatu institut tekenal di Indonesia yaitu Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)
yang betempatkan di Surabaya, untuk itu jika ada seseorang yg mananyakan saya
saat ini, saya akan menjawab “ya saya dari Surabaya”. Sebenarnya tidak ribet,
hanya saja jika saya menjawab seperti itu, saya merasa jawaban itu kurang
tepat. Namun jawab an itulah yang menurut saya sederhana
Untuk
saat ini saya berstatus sebagai mahasiswa baru Statistika, suatu kebanggan
tersendiri dapat diterima sebagai mahasiswa baru di tahun 2015 ini. Dan saya
merasa saya adalah seseorang yang suka akan kondisi yang baru, dimana dalam
kondisi yang baru tersebut kita dapat selalu belajar untuk menghadapinya dengan
sangat baik. Contoh nya saja jika saya mulai besekolah di berbagai daerah
tersebut. Dari sana kita dapat melihat berbagai karakter seseorang dari
berbagai budaya dan belajar untuk menghadapinya. Dan dari sana juga saya
bercita-cita untuk dapat mengajar anak di penjuru Indonesia ini. Dimana kita
akan mengetahui lebih banyak lagi karakter dalam satu negri ini dan lebih
mengenal satu sama lain. Karena saya juga merasaa, hingga saat ini saya belum pernah
memberikan yg terbaik bagi negri ini dan juga sekitar nya. Saya merasa jika
saya dapat memberikan sesuatu yang baik bagi seseorang dan itu sangat berguna
baginya, itu merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi saya. Saya ingin
melakukan ini karena saya tidak suka hal yang monoton dan tidak berubah sama
sekali. Saya sangat ingin selalu lebih maju dari yang lain dan tidak ingin
cepat menyerah. Saya sangat membenci hal yang membosankan, karena dengan rasa
bosan kita akan malas untuk melakukan suatu hal. Dan akan berujung untuk tidak
melakukan apa-apa. Dan apa hubungann nya dengan statistika? Mungkin saya tidak
terlalu tahu secara mendalam tentang statistika ini sendiri, dikarenakan saya
baru saja lulus dari SMA. Namun dari belajar statistika ini saya berharap saya
dapat mengetahui grafik perkembangan di Indonesia dan perkiraan apa yang akan
terjadi pada beberapa tahun yang kan datang. Dari situ saya akan berusaha untuk
memajukan negri ini. Dan saya sangat suka untuk di kritik, agar dapat menjadi
yang lebih baik. Saya adalah aku, bukan kamu.
Akan
lebih banyak lagi yang dapat di paparkan untuk menjawab pertanyaan ini. Namun
yang terpenting adalah, tidak penting anggapan orang apa terhadap kita,yang
terpenting adalah jadilah diri sendiri. Sekarang , siapakah kamu?